Posted by : Ananda Arifianto Rabu, 29 September 2010

Media baru ( new media)

Sejauh ini belum ada teori atau metode yang dapat menjelaskan tentang media baru ( new media ). David bell menjelaskan dalam teori kompleksitas bahwa media baru ( new media ) sering dicerminkan oleh permainan jarigan intrnet. Walaupun belum ada sesuatu yang dapat mendeskripsikan tentang hal tersebut ( digital theory) namun, tidak menghalangi kita untuk mempelajari dan menelusuri teori umum dan metodelogi yang sesuai untuk menjelaskan media kita secara umum.

Banyak perdebatan teoritik tentang media. Pertama-tama kita akan membahas tentang media masa lalu ( old media) yang identik dengan analisa medorenitas, lalu kita akan membahas hubungannya dengan masa setelah modernitas ( post-modernism) , post- structuralism dan media baru ( new media).

Modernitas dan media masa lalu ( modernism and “old” media )
Pada akhir abad ke 19 (masa revolusi industri), modernitas digunakan sebagai perantara untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang perubahan selama masa revolusi industry. Pada saat itu, informasi yang sering diberikan berhubungan dengan bidang keilmuan, seperti : teori evolusi ( biologi ), komunisme (politik), teori relativitas ( fisika ),dsb. Tujuan dari para ilmuwan memberikan informasi ini adalah agar masyarakat meninggalkan kepercayaan lama mereka pada abad ke18 (sebelum revolusi industri) yang kebanyakan masih menganut kepercayaan mistis dan untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan rasional. Namun, pada abad ke 20, ternyata terjadi efek buruk pada hubungan antara ilmu pengetahuan dan industrialisasi pada kehidupan masyarakat, dan hal ini semakin nampak pada masa Perang Dunia I&II. Para pengamat modernitas mengamati bahwa proses industrialisasi adlah penghambat kebebasan berpendapat dan individualitas.

Karena adanya kontradiksi ini, maka semakin memperkuat keinginan para seniman dan pengamat modernitas untuk menemukan cara baru dalam mengekspresikan keinginan mereka dengan cara menciptakan sesuatu yang baru yang dapat mewakili perasaan mereka. Banyak seniman yang mulai mendeskripsikan kekacauan,nihilitas dan dunia modern melalui novel-novel,lukisan atau perayaan-perayaan yang menentang zaman revolusi industri.
Perilaku para seniman ini sangat mempengaruhi budaya dalam masyarakat dimana kepercayaan akan modernitas dan kekuatan seni dituangkan melalui kehidupan sehari-hari yang dapat ditemukan dalam novel-novel, film, televisi, komik, koran, majalah, dll. Seperti yang diungkapkan oleh Andreas Huyssen dimana inti dari modernitas dapat ditemukan dan menjadi perdebatan dalam media masa. Berdasarkan teori Marxist, dimana semua aspek budaya dipengaruhi oleh media masa, penjelasan tentang pertentangan akan budaya industri dikemas dalam sesuatu yang lengkap sehingga dapat mempengaruhi masyarakat dengan gambaran yang menawarkan homogenitas dan standarisasi budaya. Media juga mempengaruhi pikiran masyarakat melalui musik yang melambangkan idividualitas dan kebebasan, melalui siaran berita (BBC news) yang menayangkan tentang budaya,cara berpolitik dan teori berpikir modern. Pengaruh ini semakin luas dan mempengaruhi pola pendidikan dalam masyarakat dan mulai terjadi perdebatan, dari kepercayaan akan kekuatan ilmu pengetahuan dan rasionalitas menjadi inividualitas yang terbentuk oleh sosiologis, psikologis dan linguistic dimana mereka mempunyai control yang sangat kecil. Kepercayaan akan rasionalitas juga diajarkan melalui motode-metode investigasi keilmuan. Media berusaha memberikan pengertian kepada masyarakat dengan cara menemukan iklan-iklan, teknologi fotografi,komik dll agar masyarakat dapat membaca,mengerti dan berfikir secara realistis dan objektif.

Dengan ini kita dapat mengerti bagaimana media bekerja dan dapat mempengaruhi masyarakat pada abad ke20. Konteks modernitas memberikan pengertian kepada kita bagaimana media memberikan ideology untuk berfikir kritis, media mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi pikiran masyarakat . Untuk itu masyarakat juga harus dapat melindungi diri dari efek negative yang mungkin ditimbulkan oleh media, dan perdebatan mendalam dari ide ini sekarang datang dan membatasi teori digital yang memberikan peraturan pada media baru pada abad ke21.

Masa setelah modernisasi dan media baru ( post-modernism and new media )
Post-modernism adalah zaman setelah revolusi industri dan kebanyakan berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi setelah peristiwa revolusi industri. Ekonomi,adalah salah satu bidang yang mengalami banyak perubahan, dilambangkan dengan tumbuhnya teknologi informasi baru, terjadinya globalisasi pasar keuangan, meningkatnya pelayanan dan kehancuran tembok tebal industri. Selain ekonomi, perubahan juga terjadi dalam bidang politik dan budaya yang lebih didominasi oleh modernitas. Perubahan-perubahan ini dapat diartikan sebagai kepastian bahwa masyarakat berubah menjadi sebuah komunitas consumer, dimana budaya konsumer datang untuk mendominasi tekstur dan kegiatan masyarakat.

Perubahan yang terjadi dalam masyarakat Post-modernism, dipengaruhi oleh teori kritis yang dikandung oleh media masa. Tanda perubahan melalui teori kritis ini pertama kali ditemukan oleh MCLuhan , ketika dia membagikan kecemasan akan moderenitas tentang pengaruh ideology oleh media yang mudah dipercayai oleh masyarakat. Karya tulisnya bertahap dalam pecahan-pecahan pesan kepada media elektronik dengan perumpamaan yang terkenal, salah satunya adalah ‘ the medium is the message’ yang muncul untuk meniru slogan iklan atau suara gigitan (?? ). Diawali dari World Wide Web dan beragam saluran televisi selama 30 tahun. Tulisan Mcluhan bertujuan untuk mengantisipasi kekuatan media baru dalam meningkatkan aktivitas masyarakat melalui informasi media elektronik. Selain McLuhan, filsuf Althusser dan Antonio Gramsci menganalisa bahwa media bergerak perlahan mempengaruhi pikiran masyarakat, melalui teks. Didalam teks ada ideologi-ideologi yang diselipkan oleh para perilaku media kepada masyarakat secara perlahan dan bertahap sehingga masyarakat selalu percaya terhadap isi teks. Cara yang dilakukan oleh media dalam teori Post-strukturalis (post-modernism) adalah dengan membuat kode-kode atau tanda-tanda terntentu yang secara tidak sadar diproduksi dan diselipkan dalam teks, sehingga arti teks media tersebut dapat mempengaruhi pikiran masyarakat. Perdebatan tentang teori Post strukturalis yang nyata hanya dapat diketahui lewat bahasa dan wacana. Melalui bahasa dan wacana kita dapat menggambarkan dunia secara nyata dan mengungkapkan kebenaran. Menurut Jean Baudrillard, media tidak dapat membedakan antara dunia nyata dan dunia maya, sehingga banyak hal-hal tidak nyata yang diselipkan melalui media yang dapat mempengaruhi pikiran masyarakat. Ini disebut dengan hipperealitas. Jadi,ketika moderenistas lebih condong untuk mencari arti dan kebenaran ditengah perdebatan tentang dunia modern, Post strukturalisme datang untuk menerima sebuah harapan tentang sebuah kebenaran yang universal.


Teknologi dan media baru otomatis dapat memperbaiki kehidupan kita menjadi lebih mudah, namun masa depan tergantung pada pilihan dan apa yang akan kita lakukan dengan berbagai hal yang telah ditawarkan. Apapun teori yang ada tentang media, sangat sulit untuk dipungkiri bahwa media dapat sangat mengubah kehidupan dunia dalam 20-30 tahun terakhir ini. Teori-teori tersebut hanya membuat kita mengerti dan mengapresiasi dampak positif dan negative dari perkembangan teknologi.

Referensi Ebook: "Digital Culture Understanding New Media"

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

Foto saya
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Lahir dari sebuah keluarga di Jakarta. Saat ini saya masih kuliah di Universitas Gunadarma. Tulisan di blog ini mungkin tidak bagus, tapi saya hanya ingin menuangkan apa yang ada di pikiran saya. Please, Enjoy it..

Popular Post

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Under Reconstruction -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -